Pentingnya Edukasi Perubahan Iklim Bagi Generasi Muda Melalui Media Pembelajaran Interaktif Plotagon Guna Mengatasi Dampak Perubahan Iklim Di Indonesia

Oleh: Fira Amanda Valentin

Isu perubahan iklim menjadi salah satu permasalahan serius yang sedang dihadapi dunia baru-baru ini, termasuk Indonesia. Berdasarkan UU No. 31 Tahun 2009 tentang Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika, perubahan iklim adalah suatu kejadian berubahnya iklim yang secara langsung maupun tidak langsung diakibatkan oleh aktivitas manusia yang menyebabkan berubahnya komposisi atmosfer secara global dalam jangka waktu yang lama. (Laily, 2022). Berdasarkan data anomali suhu rata-rata tahunan oleh BMKG dijelaskan bahwa perubahan suhu di Indonesia akan terus mengalami peningkatan dari tahun ke tahun, terutama pada bulan Mei 2023 ini yang diperkirakan menjadi bulan terpanas sepanjang tahun 2023. NASA juga memperkirakan suhu bumi akan meningkat di tahun 2023, bahkan menjadi salah satu tahun terpanas di dunia (Bestari, 2023). Bahkan BMKG telah memprediksi bahwa fenomena El Nino akan menerjang lebih dari 50 persen wilayah di Indonesia pada bulan Agustus 2023 mendatang. Dampak dari El Nino akan menyebabkan kemarau panjang, kekeringan parah, serta memicu terjadinya kebakaran hutan. BMKG menyebutkan bahwa salah satu penyebab peningkatan suhu rata-rata tahunan ini karena adanya tren pemanasan global dan perubahan iklim yang menyebabkan gelombang panas semakin sering terjadi.

Pemanasan global dan perubahan iklim memiliki hubungan erat di mana pemanasan global menjadi faktor utama yang menyebabkan perubahan iklim (Adytya, 2022). Secara garis besar, pemanasan global terjadi akibat meningkatnya jumlah emisi gas rumah kaca di atmosfer. Saat emisi gas rumah kaca menyelubungi bumi, panas matahari yang seharusnya memantul kembali justru akan terperangkap dan menyebabkan suhu bumi semakin meningkat (Bunyamin, 2023). Beberapa penyebab pemanasan global lain tidak jauh dari aktivitas manusia sendiri baik yang disengaja maupun tidak, seperti penebangan hutan, penggunaan transportasi yang berlebihan, produksi makanan, penciptaan energi, serta aktivitas industri lain (Tysara, 2021).

Sebanyak 70 persen emisi gas yang dihasilkan oleh kendaraan bermotor yang berbahan bakar fosil, seperti sepeda motor, mobil, truk, kapal, dan pesawat menjadi penyumbang utama pemanasan global (Rahmadania, 2022). Sisanya disumbangkan oleh emisi gas dari aktivitas industri, penciptaan energi, dan penebangan hutan. Tidak dapat dipungkiri bahwa kendaraan bermotor menjadi alat bantu utama dalam kehidupan manusia. Meningkatnya persentase penggunaan kendaraan bermotor terjadi dalam waktu tertentu, yaitu sebagai contoh di pagi hari di mana banyak pengguna berlalu lalang di jalanan untuk bekerja, sekolah, maupun aktivitas lain. Banyaknya pengguna yang lebih memilih menggunakan kendaraan pribadi dibandingkan kendaraan umum menjadikan emisi gas buang yang dihasilkan oleh kendaraan semakin meningkat.

Berdasarkan hasil sensus Badan Pusat Statistik, jumlah kendaraan bermotor terus meningkat dari tahun ke tahun, terutama di tahun 2023 ini permintaan kendaraan bermotor meningkat hingga 13,7 persen (Ahdiat, 2023). Perkembangan kendaraan bermotor yang sangat pesat mengakibatkan jumlah gas buang yang dihasilkan juga semakin besar. Di mana gas buang tersebut berasal dari hasil pembakaran di dalam mesin yang dikeluarkan melalui exhaust system atau knalpot dan mengandung senyawa berbahaya yang dapat memberikan dampak buruk bagi kehidupan terutama sebagai penyumbang terjadinya pemanasan global. Hasil pembakaran kendaraan bermotor menghasilkan emisi gas berbahaya berikut:

2C8H18(l) + 25O2(g) 16CO2(g) + 18H2O(g) (Pembakaran sempurna)

2C8H18(l) + 17O2(g) 16CO(g) + 18H2O(g) (Pembakaran tidak sempurna)

Semakin banyak kadar karbon dioksida (CO2) di udara hasil dari pembakaran sempurna mengakibatkan efek pemanasan global semakin tinggi, perubahan iklim yang merugikan, pencemaran udara, kerusakan lingkungan, serta dampak buruk bagi kesehatan manusia, sedangkan gas karbon monoksida (CO) hasil pembakaran tidak sempurna mampu mengikat panas sehingga mempercepat terjadinya pemanasan global (Aurellia, 2023). Serta gas buang lain yang berbahaya, seperti: nitrogen oksida (NOx), dan hidrokarbon (HC) (Gunawan, 2020).

Kehidupan manusia tidak luput kaitannya dengan udara, dimana hal tersebut menjadi suatu kebutuhan terpenting dalam kehidupan. Apalagi di era modern ini, seiring bertambahnya tahun sektor industri juga semakin berkembang pesat mulai dari penciptaan energi alternatif hingga aktivitas industri lainnya sehingga menurunkan kualitas udara oleh meningkatnya emisi atau gas buang serta meningkatnya konsentrasi gas karbon dioksida dan karbon monoksida di udara. Berdasarkan laporan World Air Quality (IQAir) tahun 2022, Indonesia menduduki peringkat pertama negara dengan polusi tertinggi se-Asia Tenggara dan menduduki peringkat ke-26 pada urutan dunia (Catelyn, 2023). Hal tersebut mengindikasikan bahwa tingkat pencemaran udara di Indonesia akibat emisi dari aktivitas manusia sangatlah buruk.

Gas buang yang dihasilkan dari aktivitas manusia tersebut akan meningkatkan efek rumah kaca di atmosfer sehingga menyebabkan pemantulan panas matahari ke bumi tidak sempurna, di mana sinar matahari yang seharusnya dapat menghangatkan bumi dan dipantulkan kembali ke luar angkasa menjadi terperangkap. Hal ini menyebabkan peningkatan suhu rata-rata di bumi, periode kemarau panjang, perubahan pola curah hujan, dan perubahan suhu permukaan laut yang dikenal sebagai perubahan iklim. Bumi akan menjadi semakin panas hingga memicu bencana kekeringan di berbagai wilayah di Indonesia, khususnya daerah sekitar NTT yang terancam kekurangan cadangan air bersih (Ardin, 2023).

Dampak yang signifikan telah dirasakan oleh hampir seluruh warga Indonesia. Berbagai media telah menginformasikan bencana kekeringan telah melanda berbagai wilayah di Indonesia hingga aksi parodi warganet yang memasak telur hingga matang di atas jalan raya. Tidak hanya manusia yang merasakan, tetapi ekosistem laut juga terganggu. Laut menyerap sebagian besar panas dari pemanasan global yang dapat menyebabkan lapisan es mencair dan kenaikan permukaan laut sehingga mengancam komunitas pesisir dan pulau. Selain panas, laut juga menyerap karbon dioksida yang dihasilkan oleh aktivitas manusia sehingga semakin banyak kandungan karbon dioksida yang diserap maka semakin membahayakan kehidupan laut hingga mengancam kepunahan spesies.

Memang tidak dapat dipungkiri bahwa sektor industri maupun kendaraan bermotor menjadi jantung kehidupan manusia. Dibutuhkan penanganan dengan segera agar dampak perubahan iklim yang terjadi tidak semakin membahayakan kehidupan. Pemerintah telah menangani kasus tersebut, namun tidak kunjung usai karena kurang mendapat kerjasama yang baik dari masyarakat. Jika hanya pemerintah yang bertindak tanpa dibarengi oleh usaha seluruh warganya maka semuanya akan menjadi sia-sia. Oleh karena itu, diperlukan kesadaran dari seluruh warga Indonesia, khususnya para generasi muda untuk menggerakkan kesadaran masyarakat guna bekerja sama dalam mengurangi terjadinya pemanasan global yang memicu terjadinya perubahan iklim di Indonesia.

Pemerintah dan Kementrian Lingkungan Hidup telah berupaya menangani kasus tersebut dengan memberikan edukasi bagi generasi muda di sekolah melalui Pendidikan Lingkungan Hidup dan Pendidikan Islam. Menurut penelitian terkait, telah dilakukan penelitian dengan metode analisa kualitatif yang bertujuan untuk mengetahui nilai-nilai pendidikan karakter siswa dalam melestarikan lingkungan hidup serta keefektifan terkait solusi edukasi yang diberikan (Baktiar, 2021). Namun, solusi yang diberikan dirasa kurang efektif. Seringkali anak akan merasa bosan jika media pembelajaran yang ditawarkan hanya melalui audio dan sebagian materi memang tidak mampu dijelaskan secara verbal saja. Anak tidak akan mengerti mengenai gambaran atau cakupan secara luas hal yang dimaksud dan menjadikan kurangnya pemahaman terhadap perubahan iklim. Jika metode ini terus diberikan, generasi muda akan cenderung pasif dan kurang berpikir kritis dalam menghadapi permasalahan pemanasan global dan perubahan iklim yang ada serta semakin membawa dampak buruk kehidupan.

Penting bagi generasi penerus bangsa untuk belajar memahami perubahan iklim karena perubahan iklim saat ini menjadi tantangan global yang kompleks dengan dampak yang luas pada kehidupan manusia. Oleh karena itu, diperlukan edukasi yang sesuai bagi generasi muda agar dapat meningkatkan kesadaran para penerus bangsa serta membangun pola pikir yang kritis terhadap permasalahan perubahan iklim di Indonesia yang semakin mengkhawatirkan. Media edukasi yang diberikan tentunya harus bersifat mendidik dengan pola penyajian yang dapat menarik minat dan menggerakkan aksi generasi muda untuk menghadapi permasalahan iklim serta berbagai upaya dalam mengatasinya. Masyarakat juga berharap agar permasalahan iklim tidak menjadi masalah yang berkelanjutan dan ada tindakan nyata serta kolaboratif dari semua warga khususnya generasi muda penerus bangsa untuk menghadapi perubahan iklim secara serius demi keberlangsungan kehidupan di bumi.

Salah satu cara yang efektif adalah melalui edukasi perubahan iklim menggunakan media plotagon. Plotagon merupakan salah satu media pembelajaran interaktif dengan bentuk video animasi 3 dimensi (3D) yang menarik dengan karakter yang beragam dan membuat cerita yang disajikan menjadi lebih hidup. Menurut beberapa penelitian, media pembelajaran plotagon mampu meningkatkan hasil belajar siswa karena materi yang disajikan menjadi lebih hidup sehingga mampu mengembangkan pola pikir siswa untuk menjawab persoalan yang ada (Mulita, 2023). Plotagon mampu menciptakan keberhasilan pembelajaran antara siswa dan guru sehingga dapat meningkatkan kualitas atau mutu peserta didik di satuan pendidikan.

Alasan penggunaan media pembelajaran interaktif berbasis plotagon sebagai sarana edukasi perubahan iklim untuk generasi muda adalah plotagon mampu menawarkan berbagai kelebihan dibandingkan media pembelajaran lainnya. Salah satunya adalah plotagon menghadirkan banyak animasi, karakter, serta latar belakang beragam dengan penambahan dialog dan efek suara yang mampu menghidupkan peran sehingga mampu membuat cerita yang disajikan menjadi lebih menarik. Tidak hanya itu, plotagon dapat diakses oleh siapa saja tanpa batasan usia sehingga masyarakat awam mengerti alasan dibalik fenomena memanasnya suhu udara di bumi. Namun, sasaran utama dari edukasi ini adalah generasi muda. Generasi muda dalam pengertian umum adalah golongan manusia yang berusia 0-35 tahun karena generasi ini merupakan cikal bakal dari penerus bangsa dan harapan bangsa yang memegang peranan penting dalam pengendalian perubahan iklim.

Plotagon dapat diakses dengan mudah melalui handphone, tablet, laptop, maupun komputer. Di era digital atau revolusi industri 4.0 ini, handphone bukanlah hal yang asing lagi bagi masyarakat bahkan menjadi bagian integral dari kehidupan manusia. Pada era ini, manusia dituntut untuk mengikuti perkembangan zaman, termasuk di dunia pendidikan sebagai tempat lahirnya teknologi informasi dan komunikasi sehingga akses plotagon menjadi lebih mudah. Video yang telah dibuat akan di edukasikan secara langsung baik melalui satuan pendidikan dengan pengawasan guru maupun masyarakat luas dengan proses penyebaran secara gratis melalui platform digital, seperti channel YouTube, web, dan media sosial lainnya. Diharapkan penonton akan terinspirasi dan mampu berpikir kritis mengenai perubahan iklim di Indonesia.

Materi yang disajikan seputar pengertian, penyebab, dampak, serta cara mengatasi perubahan iklim. Selain itu, juga disajikan sedikit konflik yang dapat merangsang penonton untuk mampu berpendapat secara kritis hingga mampu memvisualisasikannya dalam kehidupan nyata. Pada akhir video diberikan sesi diskusi oleh beberapa pemeran lucu guna memperoleh pemahaman yang lebih baik dan meningkatkan kecakapan berpikir. Dengan metode tersebut mampu membuat anak menjadi tanggap serta berperan aktif dalam pemecahan solusi. Pengemasan materi juga dapat diatur sesingkat mungkin namun jelas agar tidak terkesan membosankan sama halnya dengan solusi pada penelitian yang telah dipaparkan.

Dalam lingkup pendidikan, gaya belajar anak sangat beragam mulai dari visual, auditori, maupun kinestetik. Hal tersebut dikarenakan faktor lingkungan dan dominasi otak sehingga membentuk gaya belajar yang cenderung mengarah ke penglihatan, pendengaran, atau gerak tubuh (Himmah, 2023). Perbedaan tersebut menjadi tantangan tenaga pendidik untuk menerapkan strategi pembelajaran agar tidak terjadi ketimpangan proses belajar. Plotagon mampu memfasilitasi segala gaya belajar anak baik secara visual, auditori, dan kinestetik. Gaya visual plotagon berasal dari animasi tokoh yang beragam dengan warna yang menarik, gaya auditori berasal dari dialog antar tokoh yang disertai efek suara dan musik, dan gaya kinestetik berasal dari gerak atau hal positif yang dilakukan oleh tokoh sehingga mampu merangsang otak anak agar mengikuti apa yang dilakukannya.

Siapapun akan terinspirasi melalui apa yang telah dipaparkan melalui media pembelajaran plotagon dan mulai aktif mengimplementasikannya dalam kehidupan nyata. Segala hal yang dapat menyebabkan perubahan iklim akan diminimalisir dengan baik dan mulai mencoba mengatasi permasalahan yang sedang terjadi di Indonesia. Keaktifan para generasi muda yang diimbangi dengan peran Pemerintah dalam upaya penanganan perubahan iklim menjadikan Indonesia terbebas dari permasalahan yang menjerat seluruh sektor kehidupan. Selain bermanfaat dalam penyelesaian permasalahan kehidupan bermasyarakat, program ini juga membantu Pemerintah dalam melaksanakan tercapainya salah satu tujuan dari SDGs 2030 demi kesejahteraan dunia (Fahlephi, 2022).

Perubahan iklim menjadi masalah yang mengkhawatirkan jika tidak ditangani dengan segera terutama hal kecil yang terus berulang akan menimbulkan efek yang besar (Utami, 2019). Banyak aktivitas manusia yang menjadi faktor utama terjadinya perubahan iklim dan apabila tidak segera diatasi hal tersebut akan menjadi ancaman bagi kehidupan manusia sendiri. Dibutuhkan peran aktif dari generasi muda sebagai pewaris bangsa dalam menangani permasalahan iklim yang ada serta menggerakkan seluruh masyarakat agar turut serta dalam mengurangi penyebab terjadinya permasalahan iklim di Indonesia yang semakin mengkhawatirkan. Salah satu solusi yang efektif adalah edukasi perubahan iklim melalui media pembelajaran interaktif plotagon. Plotagon mampu menghadirkan banyak kelebihan dibandingkan dengan media pembelajaran lain yang hanya terpaku pada satu gaya belajar saja dan cenderung membuat pengguna sering merasa bosan. Plotagon menjadi solusi yang terbaik bagi edukasi generasi muda karena dapat merangkum seluruh gaya belajar anak mulai dari visual, auditori, dan kinestetik sehingga memudahkan pengguna untuk mampu memahami pembelajaran serta aktif berpikir kritis terhadap masalah yang ada.

Adapun saran yang dapat penulis sampaikan dalam essay ini adalah agar generasi muda meningkatkan kesadarannya akan urgensi perubahan iklim. Sekolah dan lembaga pendidikan lain harus memperkuat program edukasi perubahan iklim melalui media pembelajaran interaktif plotagon yang mampu menarik minat generasi muda akan permasalahan iklim yang ada. Plotagon mampu menghadirkan banyak kelebihan dengan meringkas semua gaya belajar anak sehingga memiliki potensi besar dalam mendorong generasi muda untuk untuk mengembangkan kreativitas dan pemikiran yang kritis. Mulai ciptakan dan edukasikan pembelajaran berbasis plotagon bagi generasi muda sebagai masa depan bangsa.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *