Formadiksi UM News – Sebagai upaya dalam menumbuhkan kesadaran toleransi antarumat beragama khususnya di lingkungan UM, serta untuk mengimplementasikan misi Forum Mahasiswa Bidikmisi Universitas Negeri Malang (Formadiksi UM) poin ke-3, tahun ini kembali hadir kegiatan Formadiksi UM Menjalin Kasih (Formasi) yang sudah terlaksana pada Minggu, (2/10/2021). Pelaksanaan kegiatan ini mendapat banyak sambutan hangat dari mahasiswa penerima Bidikmisi maupun KIP Kuliah UM yang menjadi peserta pada saat itu. Dengan mengusung tema “Menumbuhkan Rasa Satu Antarumat Beragama Melalui Perwujudan Nilai Toleransi di Era Modernisasi”, Formasi tahun 2022 diselenggarakan secara langsung di Aula Ki Hadjar Dewantara, Gedung Fakultas Ilmu Sosial UM. Formasi tahun ini juga mengundang lima narasumber dari lima latar belakang agama yang berbeda, yakni Islam, Kristen, Hindu, Budha, dan Katolik.
Nah, untuk mengetahui pelaksanaan Formasi tahun 2022, Reporter Formadiksi UM telah berhasil mewawancarai Vicky Galih Dewangga selaku narasumber pada bidang keagamaan Islam, Afifa Masfufa selaku panitia, dan Dwi Wulandari selaku peserta Formasi tahun 2022. Yuk, simak liputannya berikut ini!
Pelaksanaan dan Antusiasme Peserta dalam Formasi Tahun 2022
Peserta Formasi tahun ini merupakan mahasiswa penerima Bidikmisi dan KIP Kuliah UM yang memiliki antusiasme tinggi untuk mau belajar dalam upaya toleransi beragama. Pelaksanaan kegiatan Formasi kemarin mendapatkan feedback positif baik dari narasumber maupun dari peserta. Hal yang menjadi sorotan atas keberhasilan panitia dalam pelaksanaan hari H adalah terkait waktu pelaksanaan yang tidak terlalu molor dari timeline, peserta yang memberikan partisipasi aktif selama kegiatan berlangsung, serta konsep pelaksanaan hari H yang seru.
“Untuk pelaksanaanya sudah terbilang bagus, karena waktu pembukaan tadi tidak terlalu molor karena saya juga orang organisasi jadi selalu mengoreksi bagian waktunya. Sebab hal itu merupakan hal yang sulit dilakukan apalagi kita ada di Indonesia. Saya juga sangat senang dengan antusiasme peserta yang tadi sebenarnya banyak yang ingin bertanya, tapi waktunya yang tidak mencukupi jadi mereka kurang mendapatkan kesempatan untuk menyalurkan pertanyaannya,” ujar Vicky.
Dalam mempersiapkan sebuah acara yang terbilang cukup besar seperti Formasi ini, tentunya membutuhkan persiapan yang panjang dan banyak dari panitianya. Oleh karena itu, beberapa bulan terakhir panitia Formasi bekerja keras untuk menyusun dan mempersiapkan segala sesuatunya, salah satu contohnya seperti konsepan acara yang disertai dengan adanya Mini Games dan Discussion Session serta banyak hal lainnya yang membuat pelaksanaan Formasi tahun ini berjalan lancar sampai akhir.
“Alhamdulillah kegiatan Formasi tahun 2022 berjalan lancar tanpa mengurangi rangkaian acara satu pun. Dilaksanakan dengan mendatangkan lima narasumber dengan latar belakang agama yang berbeda, dapat menyatukan pikiran dalam hal bertoleransi beragama. Selain itu, Formasi juga disertai dengan kegiatan Mini Games dan Discussion Session yang bertujuan agar peserta dapat berpikir kritis. Antusias peserta Formasi tahun 2022 juga cukup baik dilihat dari 56 peserta yang hadir dan berpartisipasi aktif,” jelas Afifa.
Tanggapan Peserta Terhadap Pelaksanaan Formasi Tahun 2022
Keberhasilan dari pelaksanaan sebuah kegiatan dapat dari diukur dari tanggapan pesertanya, di mana kali ini Dwi Wulandari selaku peserta Formasi tahun 2022 menyampaikan bahwa pemahamannya semakin mendalam terkait arti “toleransi” yang sebenarnya setelah mengikuti Formasi ini. Hal ini menunjukkan bahwa tujuan dan urgensi dari pelaksanaan Formasi tahun ini sudah tercapai.
“Formasi ini sangat baik. Kegiatan Formasi ini dapat meningkatkan rasa toleransi yang sebenarnya. Pada awalnya kan kita hanya tahu toleransi ya toleransi saja, nah setelah mengikuti Formasi ini kita dijelaskan bentuk toleransi yang sebenarnya, jadi kita lebih punya banyak pengalaman,” tutur Dwi.
Manfaat yang Didapatkan Setelah Mengikuti Formasi Tahun 2022
Formadiksi UM merupakan sebuah organisasi yang menaungi mahasiswa penerima Bidikmisi dan KIP Kuliah di UM, yang setiap tahunnya terus berprogres untuk dapat memberikan fasilitas-fasilitas bermanfaat yang dapat berguna dalam meningkatkan sumber daya manusia dari setiap mahasiswa penerima Bidikmisi dan KIP Kuliah di UM. Oleh karena itu, tahun ini Formadiksi UM kembali menyelenggarakan Formasi (Formadiksi Menjalin Kasih) yang memiliki manfaat besar bagi kita yang hidup di lingkungan dengan berbagai macam keberagaman, terutama keberagaman agama. Formasi hadir dengan menawarkan berbagai manfaat, seperti relasi baru, pengetahuan baru, dan pemahaman terkait makna toleransi yang sebenarnya.
“Manfaat pertama yaitu mendapatkan relasi yang baru, karena di sini kita bertemu dengan teman-teman yang baru, yang belum pernah dikenal. Kedua kita dapat pengalaman yang lebih terkait toleransi antarberagama. Jadi kita lebih tahu terkait toleransi, baik itu penerapannya. (Dan) itu membuat kita mendapatkan pengetahuan baru,” ungkap Dwi.
Pesan dan Harapan Terhadap Pelaksanaan Formasi Kedepannya
Pelaksanaan Formasi tahun ini menunjukkan bahwa segala sesuatu yang dipersiapkan dengan baik pasti akan mendapatkan hasil yang terbaik. Namun, dalam upaya untuk terus berprogres untuk dapat memberikan fasilitas dan pelayanan yang lebih baik lagi, tentunya akan diperlukan pesan, harapan, maupun masukan atas apa yang sudah terlaksana kali ini. Oleh karena itu, Dwi selaku peserta, Afifa selaku panitia, dan Vicky selaku narasumber dari Formasi tahun ini memberikan beberapa pesan, harapan, dan masukkan untuk kebaikan pelaksanaan Formasi ke depannya.
“Harapan saya semoga Formasi di tahun depan diadakan lagi, sedangkan untuk temanya mungkin bisa ditambah setidaknya toleransi agar teman-teman bisa mendapat pengalaman yang lebih,” tutur Dwi.
“Untuk ke depannya semoga Formasi tahun 2022 dapat dilaksanakan lebih baik lagi, baik dalam kegiatan praacara maupun saat acara berlangsung. Semoga ke depannya kegiatan dapat dikemas lebih menarik lagi sehingga dapat memberikan kesan unik untuk peserta,” ungkap Afifa.
“Kalau dari saya, ini hanya harapan dan pesan tambahan saja ya, karena tadi untuk kebutuhan seminar keberagaman agama sebenarnya sudah terpenuhi menurut saya, jika bisa untuk tahun selanjutnya tidak hanya mengenalkan teori tapi juga mengenal terkait visual, karena itu yang lebih menarik seperti dengan cara menampilkan di awal kebiasaan orang Islam, Kristen, dsb. Hal ini dilakukan agar tidak monoton seperti seminar, tetapi ada sesuatu yang ‘Wah’ di pembukan saja tidak apa-apa. (Dan) juga tadi saat penyampaian materi, saya sangat senang dengan cara baru yang disampaikan oleh teman-teman Formadiksi UM, yakni diskusi dengan having fun, tapi nanti kalau dengan cara seperti ini saja dikhawatirkan hanya bisa masuk telinga kanan keluar telinga kiri saja, sehingga kalau bisa diadakan juga semacam follow up yang bentuknya having fun juga, karena tadi saya sudah merasa teman-teman Formadiksi UM berhasil membuat sesuatu yang boring menjadi having fun,” jelas Vicky.
Demikian liputan Reporter Formadiksi UM dengan Vicky, Afifa, dan Dwi. Sebagaimana ada sebuah ungkapan yang mengatakan bahwa “Berbeda itu Indah”, di mana di Indonesia merupakan sebuah negara dengan ribuan perbedaan di dalamnya yang membuat Indonesia kaya dan dipandang indah oleh berbagai negara diluar sana. Oleh karena itu, perbedaannya hendaknya bukan digunakannya sebagai ajang permusuhan, tetapi dikelola untuk menjadi ajang persatuan dalam keberagaman.
Bidikmisi! Berprestasi Tiada Henti!
KIP Kuliah! Generasi Muda, Semangat Berprestasi!
Reporter : Alvi Nur Jannah, Hernawati
Editor : Alvi Nur Jannah, Chaula Intan Charir