Mafeking dengan Arthurnya Sendiri

Mafeking memang tidak semasyhur Camelot, namun Arthur mereka lebih mereka banggakan dari Arthur manapun yang dunia punya.

Dia yang dikenal seluruh dunia sebagai pahlawan berjasa, apa yang sebenarnya telah dirinya lakukan? Bukankah ia hanya seorang anak dengan senyuman yang tidak akan lekang terpatri di wajahnya? Di tengah dunia yang terlihat baik-baik saja, berkat keteguhan didikan ibunya, anak itu memahami bahwa dunia sedang menutupi lukanya.

Ia pun bertanya-tanya, kapankah datangnya hari di mana bunga-bunga ditaman, pun juga nyawa-nyawa yang berharga akan merekah indah. (Dan) sampai hari itu tiba maka ia harus terus mengumpulkan kekuatan untuk melindungi semua hal yang ia sayangi dan merentangkan sayap penuh harap.

Stephe kecil tak akan percaya, jika hari itu ia melangkahkan kakinya di tanah yang jaraknya 8000 mil dari kota kelahirannya di London, tepatnya di kota kecil Mafeking, Afrika Selatan. Tapi hingga saat ini, dunia sudah pasti paham bahwa meski tanpa kehadiran sang suami, Grace berhasil mendidik putranya dengan baik hingga tumbuh menjadi tentara yang cerdik dan begitu dicintai banyak orang, bahkan di generasi selanjutnya.

Buktinya saja, Britania Raya mempercayai putranya itu untuk memimpin perlawanan di tanah Afrika dari Pasukan Boer atau penduduk Boer yang berbahasa Belanda di dua negara merdeka yakni Republik Transvaal dan Negara Bebas Oranje. Saat itu adalah waktu yang krusial bagi seorang lelaki yang saat ini dikenal sebagai Baden Powell untuk mengeluarkan semua pemikiran-pemikiran unik dan cerdik dari Stephe kecil demi mempertahankan Mafeking yang sedang lemah dikepung musuh.

Baden Powell terus memutar otak, memikirkan bagaimana caranya ia melawan 8000 pasukan Boer dengan pasukannya yang jumlahnya pun tidak mencapai seperempat dari mereka. Pemerintah Afrika pun hanya membekalinya dan tentara Inggris dengan senapan amunisi tanpa artileri maupun kuda, sebab khawatir jika musuh akan mendeteksi pergerakan mereka, belum lagi persediaan makanan yang makin menipis, dan jangan lupakan kelangkaan uang kertas di kota yang terkepung itu.

217 hari berhasil Baden Powell lalui bersama dengan The Mafeking Cadet Corps atau anggap saja anak laki-laki berusia 12 hingga 15 tahun yang bertindak sebagai pembawa pesan, tanpa keahlian pertahanan apapun. Namun, Baden Powell bersikukuh untuk tetap menjaga tanah Mafeking dari Pasukan Boer.

Ranjau darat palsu diletakkan di sekitar kota untuk melihat Boer dan mata-mata mereka di dalam kota, tentaranya ia perintahkan melakukan simulasi untuk menghindari kawat berduri yang sebenarnya tidak ada ketika bergerak di antara parit. Senjata dan lampu sorot yang diimprovisasi dari lampu asetilena dan kaleng biskuit dipindahkan ke sekitar kota untuk menambah jumlah yang terlihat.

Seringkali tentara Inggris harus berpakaian wanita hanya untuk melakukan aktivitas normal seperti mengambil air dan menjahit untuk menipu musuh. (Dan) berbagai taktik pertahanan yang tak pernah terpikirkan oleh tentara lain terus dilakukan oleh Baden Powell, hingga ketika bala bantuan datang dan Boer menyerah sebab kota itu begitu kuat dipertahankan hingga sangat sulit untuk direbut.

Setelah berhasil membebaskan Mafeking, Baden Powell pulang dan mendapat sanjungan begitu luar biasa dari masyarakat Inggris. Ia yang di masa depan menjadi ‘Impeesa’ bagi suku-suku seperti Zulu, Ashanti, dan Metabele, dijunjung tinggi bak Raja Arthur yang menjadi kebanggaan Camelot.

Baden Powell yang sekarang bukan apa-apa tanpa Stephe kecil yang gigih belajar dan melakukan banyak aktivitas hingga memiliki nama yang baik dan seluruh Charterhouse mengenalnya sebagai pemilik senyum lebar yang cerdas, menyenangkan, dan tak kenal rasa takut.

Mungkin dunia tak percaya bahwa Tuhan memilih Arthur untuk menyelamatkan Camelot dengan memberinya kekuatan untuk mencabut Pedang Ekskalibur dari batu, namun bagi banyak orang, Baden Powell adalah Arthur yang nyata yang menyelamatkan Mafeking sekalipun tanpa Pedang Ekskalibur.

 

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *