Oleh: Nadiyatul Mahmudah
Netra menderai bermuara pada baju lusuh
Hidung mungil pun jua memerah
Semakin dibasuh, semakin rapuh
Abaikan saja, dia memang begitu payah
Kutanya lagi, kapan pagi dihadirkan?
Kenapa hanya denyut malam yang memilukan?
Menu-menu kesukaanmu sudah kusajikan
Kau hanya melengos tanpa memerhatikan
Tuhan, aku ingin memeluk matahari
Kenapa belum diizinkan lagi?
Apakah aku belum memenuhi?
Padahal mereka sedang bertautan jari
Rencana menyogok tak berbuah
Kubiarkan malam merengkuh mencipta kisah
Harap esok dihadiahi pagi
Menari tanpa halau dibersamai matahari