Resensi Film Bumi Manusia

Judul: Bumi Manusia

Tahun Rilis: 2019

Sutradara: Hanung Bramantyo

Produksi: Falcon Pictures

Durasi: ± 181 menit

Diadaptasi dari: Novel Bumi Manusia karya Pramoedya Ananta Toer

 

Sinopsis

Film Bumi Manusia mengisahkan perjuangan hidup Minke (Iqbaal Ramadhan), seorang pribumi cerdas yang berkesempatan mengenyam pendidikan ala Belanda pada masa kolonial. Di tengah perjalanan menempuh pendidikannya, ia jatuh hati pada Annelies (Mawar Eva de Jongh), gadis berdarah Indonesia yang lembut namun terjebak dalam sistem kolonial yang diskriminatif. Kisah cinta mereka tidak hanya sekedar romansa, tetapi juga memperlihatkan benturan budaya, kelas sosial, serta perlawanan terhadap ketidakadilan.

 

Kelebihan

Film ini berhasil menghadirkan nuansa kolonial Hindia Belanda dengan detail yang cukup epik, mulai dari kostum, properti, hingga setting tempat. Hanung Bramantyo mampu menampilkan atmosfer sejarah yang membuat penonton seakan dibawa kembali ke masa awal abad ke-20. Akting Iqbaal Ramadhan sebagai Minke juga patut diapresiasi. Ia berhasil menampilkan sisi pemuda intelektual yang kritis, penuh semangat, sekaligus rapuh ketika dihadapkan pada kenyataan pahit. Dialog-dialog yang diambil dari novel Pramoedya juga terasa kuat, dengan kritik sosial dan refleksi tentang pentingnya literasi. Minke sebagai tokoh utama digambarkan menggunakan tulisan sebagai senjata untuk melawan ketidakadilan, memperlihatkan bahwa literasi adalah kekuatan besar dalam membangkitkan kesadaran masyarakat.

 

Kelemahan Film

Dengan durasi yang cukup panjang, beberapa penonton mungkin merasa alur cerita berjalan lambat. Selain itu, ada beberapa bagian novel yang tidak sepenuhnya masuk ke dalam film, sehingga penonton yang belum membaca karya aslinya mungkin kehilangan detail dari alur cerita aslinya. Namun, hal ini wajar mengingat keterbatasan medium film.

 

Kesimpulan

Secara keseluruhan, Bumi Manusia adalah film yang tidak hanya menampilkan kisah cinta, tetapi juga menghadirkan refleksi sejarah dan pentingnya literasi dalam perjuangan bangsa. Film ini menjadi jembatan yang baik bagi generasi muda untuk mengenal karya besar Pramoedya Ananta Toer serta memahami bagaimana tulisan dapat menjadi alat perlawanan yang tajam. Meski ada beberapa kekurangan, Bumi Manusia tetap layak diapresiasi sebagai salah satu karya film adaptasi sastra yang monumental di Indonesia.

 

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *