Oleh : Wecya Sugevin
Di ruang amat luas itu banyak jalan bercabang-cabang
Lautan yang membentang
Di bawah langitnya yang lantang
Gunung gunung berlomba jadi yg terdepan
Katanya, sawahnya sesubur gulma
Katanya lagi, kayu rebah bertumbuh buah
Katanya lagi, emas dan intan bersembunyi di dalam perut-perut yang terus digali
Katanya, semua digilir sejahtera
Tetapi manusia-manusia di dalam ruang itu tak sama tak setara
Si kaya, si miskin, si cendikiawan, si bodoh, si lemah, si elit
Apakah mereka buta atau pura-pura tak melihat ?
Oh gerangan, hanya Engkau yang memahami
Yang harus mencuri karena lapar
Yang harus memungut untuk hidup
Yang dibui demi semangkuk beras
Biar di jalan terpisah pisah
Katanya, suaranya setara.
Dipungut di bilik yg sama lima tahun sekali
Kau bisa membeli semuanya
Lembaran dolar kau sebar begitu saja
Katanya, semua dipelihara negara
Biar bisa sama lantang sama didengar
Itu, kata keadilan
Meski semakin hari, sayupnya makin lirih
Bersembunyi di balik dasi sutra dan perut perut tambun
Untuk apa itu semua?
Coba kau berfikir bukankah iustitia diciptakan buta?
Untuk apa ?
Untuk apa ?
Supaya engkau mengerti keadilan dari hati nurani, bukan dari kepentingan pribadinike flex contact boys shoes gray – Nike Air Force 1 Shadow Cashmere/Pale Coral – Pure Violet CI0919 – 700 | Nike Air Max 97 Εφηβικά Παπούτσια BLACK/WHITE – yellow nike high tops women fashion pants girls – 011 – ANTHRACITE 921522
is this an annual event?
Menarik untuk di ikuti