Identitas Film:
Sutradara: Arifin C Noer
Penulis: Nugroho Notosusanto
Produser : Gufran Dwipayana
Tahun rilis: 1984
Genre : Dokumenter, propaganda, drama
Durasi: 271 menit
Perusahaan Produksi: Perum Produksi Film Nasional (PPFN).
Pemeran Film:
- Umar Kayam sebagai Presiden Soekarno
- Amoroso Katamsi sebagai Mayjen Soeharto
- Rudy Sukma sebagai AH Nasution
- Ade Irawan sebagai Ny AH Nasution
- Keke Tumbuan sebagai Ade Irma Suryani
- Didi Sadikin sebagai Sarwo Edhie Wibowo
- Wawan Wanisar sebagai Kapten Pierre Tendean
- Syubban Asa sebagai DN Aidit
- Bram Adrianto sebagai Kolonel Untung
Sinopsis:
Penumpasan Pengkhianatan G30S/PKI mengisahkan peristiwa berdarah Gerakan 30 September 1965 yang melibatkan Partai Komunis Indonesia (PKI). Film ini menyajikan narasi tentang upaya kudeta yang dilakukan oleh PKI terhadap pemerintahan Presiden Soekarno, penculikan dan pembunuhan para jenderal, serta upaya penumpasan pemberontakan oleh Angkatan Darat.
Kelebihan:
Penumpasan Pengkhianatan G30S/PKI menyajikan alur cerita yang relatif mudah diikuti, dengan pembagian babak yang jelas dan transisi antar adegan yang lancar. Hal ini membantu penonton untuk memahami kronologi peristiwa secara umum. Film ini berhasil menyoroti beberapa tokoh utama yang terlibat dalam peristiwa G30S/PKI, seperti Jenderal Ahmad Yani, Jenderal Nasution, dan para perwira lainnya. Penokohan yang cukup kuat membuat penonton lebih mudah berempati dan memahami motivasi dari masing-masing karakter. Dengan dibumbui musik latar yang dramatis mampu memperkuat emosi penonton dan memberikan kesan yang mendalam. Meskipun dibuat pada tahun 1984, efek visual dalam film ini tergolong cukup baik untuk standar pada masanya. Beberapa adegan pertempuran dan aksi terlihat cukup meyakinkan.
Kekurangan:
Sebagai film propaganda, “Penumpasan Pengkhianatan G30S/PKI” tidak dapat dipungkiri memiliki bias yang sangat kuat. Alur cerita cenderung menyederhanakan kompleksitas peristiwa yang sebenarnya dan lebih mengedepankan narasi kemenangan pihak TNI atas PKI. Bagi sebagian penonton hal ini membuat film kurang objektif dan cenderung memihak. Selain itu, karakter-karakter dalam film ini seringkali digambarkan secara stereotip. Tokoh-tokoh PKI digambarkan sebagai sosok yang jahat dan kejam, sementara para jenderal TNI digambarkan sebagai pahlawan tanpa cela. Hal ini dapat mengurangi kedalaman karakter dan membuat penonton sulit untuk berempati dengan semua pihak. Sebagian orang merasa film ini lebih fokus pada dramatisasi peristiwa daripada memberikan pemahaman yang mendalam tentang konteks sejarah G30S/PKI.
Kesimpulan:
“Penumpasan Pengkhianatan G30S/PKI” adalah sebuah film yang memiliki nilai sejarah dan budaya yang tinggi, namun juga memiliki kekurangan dari segi penyajiannya. Sebagai sebuah film propaganda, film ini berhasil mencapai tujuannya untuk membangkitkan semangat nasionalisme dan anti-komunisme. Namun, dari sudut pandang sejarah dan sinematografi, film ini memiliki beberapa kelemahan yang perlu diperhatikan.
artikel yang bagus sekali
Bagikiku film G 30 sangat baik
Sejarah th 1948/ 1960an Pki sangat menghina Islam sangat kejam ke Islam
SEKARANG FILM 30 S PKI ITU KURANG BAGUS
BUAT DI TONTON
MENDING FILM PERJUANGAN
SUDAH TIDAK ADA PKI TRTAP AJA DI TONTON
YANG PALING BERBAHAYA SEKARANG PARA KOROPTOR YANG MENGHABISKAN UANG RAKYAT
FILM SEPERTI ITU MENGALIHKAN PERHATIAN MASYARAKAT TERHADAP KOROPTOR YANG MENCURI UANG RAKYAT