JAWI: Aplikasi Komunikasi Berbahasa Jawa Karya Mahasiswa Penerima Bidikmisi UM

JAWI: Aplikasi Komunikasi Berbahasa Jawa Karya Mahasiswa Penerima Bidikmisi UM

Formadiksi UM News – Karya inovatif hadir kembali dari mahasiswa penerima Bidikmisi Universitas Negeri Malang (UM). Tim 2 yang beranggotakan oleh Danny Firmansyah, mahasiswa Program Studi S1 Pendidikan Fisika; Muhammad Alfianto, mahasiswa Program Studi S1 Fisika; dan Awal Ciptaning Kanugrahan, mahasiswa Program Studi S1 Pendidikan Bahasa, Sastra Indonesia, dan Daerah menciptakan sebuah aplikasi bernama Jawi. Aplikasi tersebut dikembangkan dengan latar belakang banyaknya Mahasiswa UM yang berasal dari luar Jawa dan kesulitan memahami bahasa Jawa. Akhirnya, inovasi tersebut mampu menjuarai berbagai lomba termasuk dalam ajang Lomba Esai Nasional UNLIMITED 2021 dan Lomba Karya Tulis Ilmiah Tingkat Nasional yang diadakan oleh Universitas Tadulako akhir November lalu.

Reporter Formadiksi UM News berkesempatan mewawancarai sang juara, yakni Danny Firmansyah selaku ketua dari Tim 2 yang berhasil mengharumkan nama Universitas Negeri Malang di ajang nasional. Penasaran bagaimana perjalanan Danny dan timnya?  Mari simak liputannya berikut ini!

Aplikasi Jawi merupakan aplikasi bahasa Jawa yang dikembangkan untuk mahasiswa yang berasal dari daerah luar Jawa yang sedang menjalankan kuliah di Kota Malang. Danny mengaku bahwa latar belakang dibuatnya aplikasi ini adalah adanya mahasiswa dari luar Jawa yang tidak mampu memahami bahasa Jawa sehingga menimbulkan beberapa permasalahan. Bahkan, Danny mengutarakan terkait adanya penipuan yang dilakukan pihak tertentu karena mahasiswa tidak bisa memahami bahasa Jawa.

“Jadi saya dan teman saya melihat kondisi bahwa di UM ini termasuk kampus yang cukup banyak menerima mahasiswa dari luar Jawa. Dari studi lapangan yang dilakukan, ternyata ketidakmampuan dalam berbahasa Jawa menimbulkan beberapa permasalahan, seperti mendapatkan perilaku bullying, merasa terasingkan, dan tidak mampu beradaptasi dengan baik. Itu beberapa latar belakang mengapa kami mengangkat ide dari aplikasi Jawi tersebut,” terang Danny.

Sebelum diikutkan dalam ajang LKTI Tingkat Nasional dan meraih Juara 1 dan Best Poster, Danny pernah membawa gagasannya dalam Lomba Esai Nasional UNLIMITED 2021 (Uncover Limitless Internet of Things Ideas) yang dilaksanakan pada 3031 Oktober 2021 yang diselenggarakan oleh Fakultas Teknik Elektro, Universitas Diponegoro. Dalam ajang tersebut, Danny dan tim berhasil menyabet juara 3 tingkat nasional.

Dalam proses penyusunan karya tulis dan pembuatan aplikasi, Danny dan tim membagi tugas dan membuat deadline untuk masing-masing tugasnya. Barulah kemudian dilakukan pemeriksaan kembali bersama-sama. Tidak lupa juga berkonsultasi dengan dosen pembimbing untuk hasil maksimal dan melakukan perbaikan. Danny mengaku ketika mengikuti esai terbilang lumayan berat karena sangat dekat dengan batas akhir pengumpulan. Apalagi ia harus ke Surabaya sehingga mau tidak mau harus menyelesaikannya di kereta api.

“Di hari terakhir saya harus ke Surabaya, jadi harus bener-bener struggle sampai mengerjakan di kereta, tapi alhamdulillah bisa masuk final. Waktu itu kami di urutan kelima. Nah, saat itu kami bener-bener latihan presentasi dan menyiapkan Power Point dengan sebaik mungkin. Alhamdulillah juga, waktu itu jurinya sangat tertarik dengan cara presentasi kami. Begitu juga waktu di LKTI. Kami latihan presentasi setiap hari. Dari menyamakan intonasi dan melihat timer. Kami juga menyiapkan list prediksi pertanyaan. Alhamdulillah ketika presentasi kami sudah siap sehingga dapat meraih juara 1 dan best poster,” ungkap Danny.

Meskipun begitu, Danny juga sempat mendapatkan kendala mengenai kesesuaian tema dengan ide yang ia usung dalam ajang Lomba Esai Tingkat Nasional. Tidak putus asa, Danny menanyakan hal tersebut kepada kakak kelasnya yang juga merupakan Mahasiswa Berprestasi (MAWAPRES) UM. Akhirnya, atas saran dari kakak kelas Danny tadi, Danny dan tim memperkuat gagasan mereka pada sesi tanya jawab. Dalam ajang LKTI sendiri terdapat kendala teknis saja mengenai kesalahan penyebutan dari panitia lomba.

“Di bagian presentasi dan tanya jawab itu yang paling penting, sih. Jadi harus benar-benar saling menguatkan satu visi tentang apa yang telah diulis,” ujar Danny saat ditanya solusi untuk kendala yang ia hadapi.

Di akhir wawancara, Danny juga menitipkan pesan untuk mahasiswa penerima Bidikmisi dan KIP Kuliah UM yang juga ingin mengharumkan nama universitas dan berprestasi dalam berbagai ajang.

“Harus tetap semangat! Saranku, selagi masih menjadi mahasiswa manfaatkan peluang sebaik mungkin karena kita tidak tahu rezeki kita di mana, jadi coba-coba saja. Aku sendiri dari SMA sudah mengikuti bidang tarik suara, tetapi saat kuliah itu jarang event dalam bidang tersebut, jadi harus banting setir. Mulai menulis puisi, menulis KTI, dan coba buat PKM. Pokoknya dimanfaatkan kesempatan semaksimal mungkin, kalau bisa dikembangakan bakatnya. Apapun yang kamu sukai, lakukan aja, insyaallah nanti akan berhasil. Walapun kita tahu, ya, prestasi itu tidak melulu tentang menjadi juara. Menurutku sendiri, prestasi itu bagaimana caranya kita bisa mengembangkan potensi dalam diri kita. Pokoknya selagi menjadi mahasiswa, manfaatkan kesempatan sebaik mungkin. Terus mengembangkan diri dan berkarya!” Tutur Danny.

Nah, itulah pesan dari Danny Firmansyah yang sekaligus menutup wawancara kami. Keren, bukan? Semoga sedikit wejangan dari Danny mampu memupuk semangat teman-teman dalam menorehkan prestasi dan berkontribusi untuk universitas dan negara.

Bidikmisi! Berprestasi Tiada Henti!

KIP Kuliah! Generasi Muda, Semangat Berprestasi!

 

Reporter    : Chaula Intan Charir

Editor            : Della Fitriani

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *