Oleh: Elsa Fatmasari
Laksana rembulan, hadirnya menerangi kegelapan
Cahayanya tak terang menyilaukan, melainkan temaram
Tak menyakitkan, melainkan nyaman dipandang
Teduh, bak sorot matanya
Lembut, bak cinta kasihnya
Laksana cahaya rembulan
Mendekap, menghangatkan di tengah dinginnya malam
Menerangi, menunjukkan arah agar tak salah jalan
Padanya, letak ketenangan dan rasa aman
Padanya, risau tercurahkan
Dia, penawar dan pahlawan kiriman Tuhan
Yang melalui bakti kepadanya, jalan menuju surga dibukakan
Tatkala cahayanya tertutup awan
Tak berarti rembulan berhenti mengawal perjalanan
Ia hanya tak nampak di pandangan
Meski keberadaannya dengan wujud yang tak kita paham
Sama hal dengannya, tak selalu nampak namun selalu ada
Meski sebatas doa, keberadaannya menggetarkan semesta
Bak rembulan yang bersinar terang di kegelapan malam
Bak rembulan yang tempatnya ada di antara bintang-bintang
Dialah sosok panutan
Yang kasih sayangnya tak pernah lekang dan dipatahkan keadaan
Laksana rembulan, dialah ibuku sayang
lupp emakk