Toleransi Dalam Beragama Sebagai Bentuk Aktualisasi Nilai-Nilai Pancasila

Oleh : Uyuunur Rohmah

 

Pendahuluan

Indonesia merupakan negara yang kaya akan keragaman agama diantaranya Islam, Kristen, Katolik, Hindu, Buddha, dan Konghucu. Adanya keberagaman tersebut tentunya menjadi tantangan sekaligus potensi yang perlu dijaga serta dilestarikan dengan menerapkan nilai Pancasila sebagaimana yang tercantum pada sila pertama yang berbunyi “Ketuhanan Yang Maha Esa”. Disamping itu, Pancasila juga menjamin kebebasan beragama bagi setiap warga negaranya yakni setiap individu berhak untuk memilih keyakinan yang dianutnya. Hal tersebut tentunya tak terlepas dari Pancasila sebagai pandangan hidup bangsa yang dimana mengandung nilai-nilai moral, etika, dan sosial yang dijadikan pedoman maupun pijakan bagi kehidupan bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara. Nilai-nilai luhur pada Pancasila tersebut diharapkan mampu menyatukan perbedaan yang ada guna memerangi aksi yang mengarah pada radikalisme sebagai penyebab terpecahnya bangsa Indonesia. Oleh karena itu, penting bagi generasi muda bangsa maupun seluruh elemen masyarakat mengembangkan sikap toleransi agar tercipta harmonisasi dalam keragaman beragama sesuai dengan nilai-nilai Pancasila.

Toleransi sendiri dapat diartikan sebagai sikap saling menghormati, menghargai, membiarkan pandangan maupun kepercayaan yang berbeda atau bertentangan dengan diri sendiri sedangkan toleransi dalam beragama sendiri mengandung makna sikap saling menghargai antar pemeluk agama.Toleransi dalam beragama ini dapat diwujudkan dengan berbagai bentuk diantaranya menghormati agama yang diyakini oleh orang lain, tidak memaksakan keyakinan agama, dan tidak memandang rendah agama lain. Penerapan toleransi ini akan meminimalisir terjadinya konflik antar umat beragama serta mewujudkan persatuan dan kesatuan tanpa memandang perbedaan latar belakang agama. Disamping itu, dengan mengembangkan sikap toleransi sesuai dengan nilai-nilai Pancasila, akan menciptakan kerukunan, menjaga stabilitas sosial, serta menjunjung tinggi keadilan dan kesetaraan antar umat beragama.

Toleransi dalam beragama juga perlu dimaknai bahwa dalam bertoleransi bukan berarti ikut dalam kepercayaan orang lain akan tetapi bagaimana memperlakukan kepercayaan agama lain dengan baik tanpa mencampuri agama yang dianutnya. Selain itu, toleransi dalam beragama merupakan sikap yang tertanam dalam Pancasila sebagai dasar negara dimana terdapat nilai yang mengajarkan manusia untuk saling menghormati dan menghargai agama yang dianut setiap individu dengan mengembangkan konsep persaudaraan dalam kerukunan. Dalam membangun toleransi tersebut, warga negara Indonesia dapat membentuk forum atau organisasi untuk berdiskusi bersama mengenai masalah yang timbul akibat dari adanya perbedaan.

Berkaitan dengan hal tersebut, Pancasila sebagai ideologi bangsa mengandung nilai-nilai luhur yang dapat diaktulisasikan dalam kehidupan sehari-hari serta dijadikan pedoman dalam kehidupan berbangsa dan bernegara. Nilai-nilai luhur Pancasila tercermin pada setiap butir dari sila pertama hingga lima. Pada sila pertama mengandung nilai ketuhanan, keagamaan, dan keadlian dalam aktulisasinya dapat dilakukan dengan menghormati setiap perbedaan keyakinan seseorang dan menumbuhkan sikap toleransi antar umat beragama. Selanjutnya sila kedua mengandung nilai mengenai cara menghormati orang lain meski berbeda-beda, cara penerapannya adalah dengan menanamkan sikap toleransi terhadap

sesama, bersikap adil, menghormati harkat dan derajat manusia sebagai makhluk Tuhan Yang Maha Esa.

Sila ketiga Pancasila menekankan pada persatuan dan kesatuan yang mana sebagai warga negara Indonesia yang baik sudah seharusnya menempatkan kepentingan bersama diatas kepentingan pribadi dan golongan. Dalam implementasinya dengan cara menciptakan kerukunan melalui tolong menolong terhadap sesama dan gotong royong. Pada sila keempat memiliki nilai bahwa semua manusia mempunyai hak, kewajiban dan kedudukan yang sama sebagai makhluk ciptaan Tuhan. Pada sila ini pengimplementasiannya dengan cara menerima pendapat yang berbeda dengan kita, tidak saling menghina dan tidak memaksakan kehendak. Terakhir, sila kelima menekankan bahwa manusia memiliki kedudukan yang sama di mata hukum tanpa memandang suku, ras, agama, dan lain sebagainya. Implementasi sila kelima ini dengan berlaku adil ketika berbagi terhadap sesama dan  berperan aktif dalam kegiatan sosial.

Pembahasan

Toleransi beragama sendiri merupakan bentuk pengamalan nilai Pancasila sila pertama dengan tujuan untuk menciptakan kerukunan antar umat beragama dan percaya akan Tuhan Yang Maha Esa. Arah dari toleransi ini juga bisa dikategorikan dalam pengamalan nilai Pancasila sila kedua yang menjunjung tinggi hak asasi manusia, dalam hal ini manusia diberikan kebebasan dalam memeluk agamanya masing-masing tanpa mendapat paksaan dari orang lain. Selain itu, toleransi juga berarti tidak memandang rendah agama lain serta menghargai apapun keputusan dari individu yang merupakan cerminan dari nilai Pancasila sila kedua. Disamping itu, toleransi dalam beragama ini juga berkaitan dengan butir Pancasila sila kelima yang mengutamakan keadilan dan kesetaraan yang mana semua orang dari agama manapun berhak untuk mendapatkan kesejahteraan dalam beribadah tanpa dibeda-bedakan dan mendapatkan hak untuk dihormati serta dihargai.

Namun, pada kenyataannya masih banyak permasalahan yang sering timbul dari kurangnya pemahaman dan penanaman akan nilai-nilai Pancasila dalam kehidupan sehari- hari diantaranya kasus intoleransi terhadap penganut agama lainnya yang tengah terjadi di Cilegon yang menolak pendirian gereja. Tentunya hal tersebut bertentangan dengan nilai-nilai Pancasila dan perampasan hak atas kebebasan beragama. Permasalahan tersebut tentunya berdampak pada kaum minoritas yang tidak bisa melaksanakan ibadah serta dampak negatif lainnya yang memicu konflik antar kelompok agama yang berbeda dan menghambat perkembangan sosial ekonomi di daerah tersebut.

Berdasarkan dari kasus tersebut, dapat diketahui bahwa negara Indonesia ini rentan untuk terpecah belah dikarenakan perbedaan yang ada. Oleh karena itu, sangat diperlukan sikap toleransi dalam beragama dengan menanamkan nilai-nilai Pancasila sejak dini agar generasi muda bangsa tidak terprovokasi dengan hal-hal yang dapat merugikan bangsa. Melalui Pancasila juga masyarakat akan diarahkan untuk membangun hubungan yang saling mendukung dan memperkuat nilai-nilai toleransi. Dari permasalahan yang ada tersebut, jika dikaitkan dengan Pancasila terdapat pada prinsip keadilan sosial dan prinsip demokrasi dan musyawarah. Dimana prinsip keadilan sosial memiliki peran penting dalam mengatasi ketimpangan dan perlakuan yang tidak adil terhadap masyarakat minoritas. Kemudian pada prinsip demokrasi dan musyawarah yaitu meminimalisir terjadinya konflik dengan mendorong partisipasi masyarakat untuk sama-sama mencari jalan tengah dari permasalahan tersebut sehingga dengan saling bertukar pendapat dapat meredam pemicu intoleransi beragama.

Permasalahan lain yang timbul juga disebabkan oleh stereotipe antar kelompok yang berbeda agama yang berujung pada gerakan radikal seperti saling membunuh dan membakar tempat ibadah. Hal tersebut menunjukkan bahwa pengamalan sila pertama Pancasila belum

sepenuhnya dihayati oleh seluruh masyarakat Indonesia. Apabila kasus penyimpangan nilai- nilai Pancasila terus berlanjut akan berakibat buruk pada kerukunan umat beragama. Oleh sebab itu, penguatan kerukunan serta toleransi perlu dilakukan secara berkelanjutan dan terus menerus utamanya sosialisasi pemahaman moderasi beragama yang menekankan pada pentingnya toleransi dalam kehidupan bergama. Disamping itu, perlu adanya penguatan nilai-nilai Pancasila dalam diri generasi muda bangsa melalui kegiatan seperti kemah Pancasila, seminar kebangsaan, bela negara, dan lain sebagainya yang bisa menanamkan pentingnya kesadaran dalam menghargai dan menghormati antar sesama.

Selain itu, Indonesia saat ini juga dihadapkan pada rendahnya rasa toleransi terhadap sesama yang dapat mengakibatkan pada kemunduran bangsa ini. Banyak tragedi yang terjadi dalam kehidupan beragama yang tidak berperikemanusiaan diantaranya tragedi Poso, Tolikara, dan penistaan agama. Hal ini tentunya menunjukkan bahwa semakin lemahnya rasa toleransi dalam beragama berlandasakan dengan kemanusiaan yang adil dan beradab. Dalam Pancasila sudah terdapat nilai-nilai fundamental bagi umat beragama untuk mengarahkan kehidupan masyarakat yang penuh toleransi. Dengan demikian masyarakat harus diberikan kesadaran tentang pentingnya persatuan guna menghindari perselisihan antar umat beragama.

Selanjutnya, jika dikaji lebih lanjut toleransi dalam beragama bukan hanya sekedar dalam ucapan saja melainkan dari perbuatan serta dilakukan kapan saja dan dimana saja. Masyarakat mempunyai kewajiban dalam memelihara keharmonisan hubungan antar pemeluk agama lain dengan menjaga sikap, terbuka akan perkembangan yang ada di lingkungan sekitar. Cara dalam mengembangkan toleransi antar umat beragama diantaranya peningkatan pemahaman, penghayatan, dan aktualisasi wawasan kebangsaan yang berkaitan dengan toleransi, memperkokoh diri dengan iman agar tidak terjerumus kearah yang negatif serta berdampak pada kerukunan umat beragama, meningkatkan kerukunan serta rasa kekeluargaan antar pemeluk agama, membuat kegiatan berupa dialog bersama yang mempertemukan antar berbagai umat beragama.

Integrasi Pancasila dan toleransi akan membawa dampak positif bagi bangsa Indonesia. Dimana akan memperkuat persatuan dan kesatuan dalam masyarakat dengan latar belakang agama yang berbeda serta menciptakan solidaritas dan kerja sama antar sesama. Disamping itu, toleransi dalam beragama dapat membentuk masyarakat yang harmonis dengan mengajak berbagai pemeluk agama memahami setiap ajaran agama lain secara bijak serta meminimalkan konflik. Sikap toleransi juga mengedepankan nilai-nilai kemanusiaan, persatuan, serta perdamaian yang bisa dijadikan landasan ataupun arah yang baik bagi kebijakan pemerintah guna mencapai kesejahteraan seluruh masyarakat Indonesia. Sehingga melalui integrasi antara nilai-nilai Pancasila dan toleransi diharapkan Indonesia mampu mewujudkan negara yang damai dan tentram.

Penutup

Indonesia merupakan negara yang memiliki berbagai agama yang tersebar di seluruh pulau. Keragaman tersebut sering kali menimbulkan berbagai macam konflik agama. Banyak masyarakat Indonesia yang belum memahami secara penuh nilai-nilai Pancasila sehingga mereka belum mampu mengaktualisasikannya dalam kehidupan sehari-hari. Pancasila sebagai dasar negara sebenarnya merupakan solusi dalam menghadapi keberagaman yang ada, disamping itu Pancasila juga sebagai pandangan hidup bangsa harus mampu ditanamkan dari diri setiap individu agar mampu mengetahui mana yang benar dan salah. Oleh sebab itu, peran Pancasila dalam kehidupan beragama sangat dibutuhkan untuk menekan timbulnya konflik serta radikalisme di Indonesia. Sehingga dalam menjalankan kehidupan sehari-hari perlu menjadikan Pancasila sebagai landasan atau

pedoman untuk mencapai sebuah kemakmuran. Disamping itu, masyarakat juga harus bisa hidup berdampingan dalam keberagaman utamanya dalam menjalankan agama atau kepercayaan masing-masing.

Nilai-nilai Pancasila juga harus diajarkan sedini mungkin pada generasi muda bangsa agar mampu menggapai cita-cita nasional bangsa Indonesia dengan menciptakan sikap menghormati, toleransi dan kerjasama antar pemeluk agama. Pancasila dapat ditanamkan melalui pendidikan toleransi dengan mengenalkan hak terkait kebebasan beragama sehingga diharapkan anak dapat termotivasi untuk melindungi hak-hak individu lainnya. Mengembangkan sikap toleransi dalam beragama sangatlah penting dimana dengan sikap ini seseorang akan memandang bahwa perbedaan bukanlah suatu masalah melainkan suatu kebanggaan atas kekayaan yang dimiliki bangsa Indonesia. Dengan begitu, toleransi akan menciptakan perdamaian bangsa dan sudah seharusnya toleransi diterapkan dalam kehidupan masyarakat sebagai bagian dari Pancasila untuk menjamin hubungan baik antar masyarakat.

Disamping itu, dalam menyikapi keberagaman agama atau keyakinan harus didasarkan dengan nilai-nilai Pancasila utamanya pada sila pertama “Ketuhanan Yang Maha Esa” yang mengandung nilai saling menghormati dan menghargai antar sesama pemeluk agama, tidak mengganggu seseorang saat melakukan ibadah, tidak beranggapan bahwa agamanya yang paling baik, dan tidak mencampuri urusan agama lain. Adanya nilai luhur dalam sila tersebut akan meredam perselisihan antara kaum mayoritas dan kaum minoritas. Dengan demikian dari aktualisasi nilai Pancasila tersebut akan mewujudkan rasa kemanusiaan yang menjunjung harkat dan martabat setiap manusia sehingga tercipta tatanan kehidupan jauh dari konflik.

One thought on “Toleransi Dalam Beragama Sebagai Bentuk Aktualisasi Nilai-Nilai Pancasila”

  1. toleransi merupakan bentuk saing menghormati , menghargai dan menerima pendapat antara individu atau kelompok dalam hal keyakinan kepercayaan ataupun pendapat, seperti yang dikatakan oleh KH.Abdurrahman wahid (GusDur) Bahwasanya “orang semakin tinggi ilmunya semakin tinggi juga toleransinya”. dan itulah seharusnya representasi dari masyarakat indonesia damai, tidak marah marah dengan apa yang berbeda dan mampu menerima perbedaan sesuai kapasitasnya tanpa kompromi.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *